Selasa, 14 Oktober 2014

Aspek Psikologis dan Individu Pengguna Iternet dan Karakteristik Kepribadian Pengguna Internet


   Aspek demografis dari individu pengguna internet, Situs jejaring social memiliki beragam fitus teknis. Namun pada umunya, mereka memuat dan memperlihatkan profil penggunanya serta daftar teman yang juga merupakan pengguna dalam system tersebut. Umumnya profil disusun berdasarkan pernyataan yang mengacu pada usia, gender,  lokasi, dan “tentang saya”. Biasanya pengguna dapat mengetahui gender pengguna lain berdasarkan nama atau foto profil yang diunggah pengguna lain. Ini digunakan untuk memperkenalkan diri kepada dunia maya tentang siapa dan bagaimana tentang dirinya.

   Berangkat dari studi mengenai komunikasi interpersonal dan media, para peneliti telah mengembangkan tipologi untuk berbagai motif dalam penggunaan internet, yaitu:

  • Kegunaan Interpersonal

  • Mengisi waktu luang

  • Pencarian informasi

  • Kemudahan atau kenyamanan

  • Hiburan

    Pengaruh Gender terhadap penggunaan internet, survey yang dilakukan oleh Georgia Tech menunjukkan prosentase pengguna website berdasarkan gender. Pada survey pertama didapatkan jumlah user wanita sebesar 5% dan pria sebesar 95% [17]. Jumlah tersebut terus menunjukkan peningkatan pada user wanita dengan rata-rata 10% tiap tahun. Sehingga pada survey yang ke-9 jumlah user wanita sebesar 38,7% dan jumlah user pria sebesar 61,3%.Survei ini menunjukkan bahwa user wanita yang menggunakan website terus meningkat pada tiap tahunnya dan semakin mengimbangi jumlah user pria. Peningkatan jumlah user wania tersebut kemungkinan disebabkan oleh konten pada website maupun pada domain yang ada pada website. Website saat ini menjadi salah satu service yang dijadikan sarana untuk mempublikasikan informasi. Tujuan dari penggunaan dimana sampai saat ini belum ada penelitian yang membahas tentang hal tersebut. Metode Technology Acceptance Model (TAM) merupakan metode yang mempunyai kontribusi tinggi dalam monitoring implementasi Information Technology (IT). Metode ini banyak digunakan oleh peneliti untuk mengukur tingkat penerimaan sebuah teknologi dalam keseharian user. Selain itu, sebuah penelitian menjelaskan bahwa perceived accessibility (PIA) dapat mempengaruhi penggunaan dari teknologi komunikasi, Karahana dan Straub [26].  Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh dari hubungan kemampuan masing-masing gender dapat mengambil informasi dari sebuah website yang diberikan dengan tingkat penerimaan website tersebut. Maka penelitian ini akan menggunakan metode TAM dengan penambahan variabel PIA dan gender itu sendiri. 

   Pengaruh Usia terhadap penggunaan internet, kebutuhan anak-anak dan orang tua dalam menggunakan internet jelas berbeda. Anak-anak mungkin akan lebih memilih situs-situs web permainan online, sedangkan orang tua akan lebih tertarik pada situs-situs web pemberitaan online seperti detik.com, kompas.com, dll. Anak SD berkisar 7 – 13 tahun sudah mulai tertarik dalam berinternet, berikut adalah cara penanganan usia 7 – 13 tahun dalam berinternet.

    Usia 4 – 7 th, pada usia ini, anak akan lebih tertarik untuk mengetik-ngetik keyword sesuka hatinya, hal ini dikenal dengan exploring, maka dari itu para orang tua harus menemani anak-anaknya saat menggunakan internet, dimana para orang tua dapat membatasi penggunaan internet anak tsb. 

   Usia 7 – 10 th, di usia ini anaka sudah mulai tertarik pada kehidupan social diluar keluarga inti, rasa ingin mengenal orang selain keluarga, saat usia inipun anak sudah mulai protes apabila orang tua selalu mengawasi mereka dalam berinternet, maka dari itu para orang tua tidak selalu harus berada disamping anak-anak tsb dalam menggunakan internet, gunakanlah pemantauan berkala, atau memantaunya dari jarak yang tidak begitu dekat. 

   Usia 10 – 12 th, diusia ini setidaknya anak sudah mulai mengerti kegunaan internet, bahwa internet bukan hanya sekedar “mainan” belaka. Selain untuk hiburan internet juga dapat dijadikan bahan untuk mencari bahan-bahan tugas. Di usia ini, anak-anak kadang lupa waktu saat menggunakan internet, maka dari itu orang tua perlu memberikan batasan waktu dalam berinternet.

   Usia 12 – 14 th, saat usia ini anak-anak sudah mulai aktif dalam kehidupan sosial, orang tua harus sering memberi tahu dan menasihati bahwa semua hal yang ada di internet itu belum tentu benar, berikan pemahaman tentang etika berinternet juga pada anak, seperti tidak memberikan data pribadi, bertukar foto, dan merencanakan pertemuan tanpa sepengetahuan orang tua.

   Pada akhirnya, yang perlu dilakukan oleh orang tua adalah mengawasi dan memberikan pemahaman pada anak. Dan jika perlu, orang tua dapat menggunakan software filter, untuk memblokir beberapa situs yang tidak baik seperti situs pornografi, dsb.

   Pengaruh Budaya terhadap penggunaan internet,  Budaya seseorang juga bisa mempengaruhi seseorang dalam berinternet, ini lebih menunjuk kearah bahasa dan tulisan yang dibuat. Tapi sebenarnya budaya tidak terlalu memiliki pengaruh yang kuat dalam internet seperti halnya usia dan gender. Karena sebenarnya penggunaan internet ini justru dapat merubah budaya seseorang. Internet dapat mengancam keaslian budaya, karena begitu banyak budaya global yang sedang terjadi ini merupakan bagian dari modernitas yang telah mengguncangkan norma-norma moral yang ada dalam sebuah kelompok budaya. Selain itu, dengan adanya informasi-informasi salah yang ada di internet dapat menggeser nilai suatu budaya. Seperti proses transformasi masyarakat tradisional yang berpegang erat pada nilai-nilai leluhurnya seketika dapat berubah menjadi masyarakat modern.

   Pengaruh Status Ekonomi Sosial (SES) terhadap internet, kehadiran teknologi informasi juga telah menyebabkan perubahan dalam struktur sosial dalam suatu masyarakat. Perubahan struktur sosial dapat dilihat dari perubahan pada ciri hubungan antara bagian-bagian dari struktur sosial (Harper 1989). Internet merupakan suatu bentuk teknologi yang menyediakan berbagai metode kehidupan dunia maya yang mirip dengan metode kehidupan dunia nyata. Munculnya media sosial online menyebabkan masyarakat pada saat ini lebih cenderung menyukai menjalin pertemanan yang lebih erat di dunia maya dibandingkan pertemanan yang dijalin secara langsung didunia nyata. Hal ini menunjukkan adanya perubahan hubungan yang menyebabkan seseorang lebih tidak menghargai orang lain yang ada di dekatnya hanya demi berkomunikasi dengan teman yang jauh secara fisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar